BAB I Analisis Makna Verbal dan NonVerbal Tradisi Lisan Kabata Masyarakat Tidore Kecamatan Tidore Utara Kelurahan Afa-Afa

Judul penelitian: Analisis Makna Verbal dan NonVerbal Tradisi Lisan Kabata Masyarakat Tidore Kecamatan Tidore Utara Kelurahan Afa-Afa

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Kajian makna merupakan salah satu cabang ilmu linguistik yang disebut dengan kajian semantik maupun pragmatik. Makna merupakan gerbang penghubung dengan dunia luar, kajian makna memiliki hubungan dengan disiplin ilmu lain seperti yang dikemukakan (Aminudin, 2011:18) tiga disiplin ilmu yang memiliki hubungan erat dengan semantik maupun linguistik adalah; a) filsafat, b) psikologi, dan c) antropologi. Makna memiliki fungsi yang besar terhadap kehidupan manusia dalam memahami berbagai fenomona sosial dan kultural, seperti yang dikemukakan (Aminudin, 2011:24)  aspek sosial dan kultural sangat berperan dalam menentukan bentuk, perkembangan maupun perubahan makna kebahasaan.

Makna verbal merupakan representasi dari ungkapan atau tuturan yang dikeluarkan dari artikulasi manusia, pada intinya makna verbal adalah ujaran yang bisa juga berupa simbol-simbol yang dikeluarkan oleh alat ucap manusia. Menurut (dewa putu wijana, 2015:18) bahasa lisan memuat berbagai tanda verbal yang diartikulasikan desertai dengan intonasi atau ciri-ciri prosodinya. Jika kita ingin memahami suatu fenomena sosial maupun kultur, maka harus mengatahui makna verbal dari fenemona sosial maupun kultur,

Komunikasi makna nonverbal dilakukan di luar kata-kata yang dikeluarkan oleh alat ucap manusia. Bentuk komunikasi nonverbal ini seperti dalam gerakan tubuh, ekspresi wajah maupun dalam bentuk simbol atau lambang yang telah disepakti suatu masayarakat. Semisalnya jika kita ingin mengkaji suatu makna non verbal tradisi lisan, maka yang dilihat bukan hanya dari makna verbal saja tapi juga makna non verbal karena keduanya saling berpangaruh dalam mengukur performansi tradisi lisan tersebut.

Budaya dan bahasa memiliki hubungan yang erat, maka keduanya tidak bisa dilepaspisahkan, jika ingin memahami budaya maka harus dipelajari dengan bahasa begitupun sebaliknya jika ingin memahami bahasa harus dipelajari dalam konteks kebudyaan, maka dalam hal ini, peran simantik dalam memahami satu budaya sangat penting, sebab jika kita ingin memahami satu budaya kita harus memahami makna dari budaya tersebut seperti makna verbal dari budaya tersebut maupun makna non verbal itu sendiri.

 Tradisi lisan merupakan satu puncak peradaban masyarakat sebelum mengenal tulisan, tradisi lisan telah berkembang sejak lama dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, semisalnya tradisi lisan yang ada di Maluku utara khusunya masyarakat tidore banyak diwarnai dengan masuknya pengaruh-pengaruh dari luar, seperti masuknya Islam maupun pedagang dari luar. Tradisi lisan yang ada di kepualaun         Tidore ini sangat beragam dari moro-moro, pandara, kabata dan lain-lain. Beragamnya tradisi lisan ini, masing-masing memeliki bentuk, makna dan fungsi tersendiri. Ciri-ciri dari tradisi lisan ini kebanyakan memiliki pesan-pesan yang bersifat mistis maupun syukuran dan nasihat.

Bahasa yang digunakan dalam tradisi lisan masyarakat Tidore adalah bahasa Tidore asli, hingga dalam perkembangan tradisi lisan ini banyak generasi yang tidak mampu memaknai pesan yang disampaikan, karena saat ini masyarakat Tidore lebih dominan menggunakan bahasa Tidore pasar, sedangkan jika kita lihat dalam perkembangannya tradisi lisan yang dilakukan oleh masyarakat ini banyak mengandung pesan-pesan tentang kehidupan, maka dari itu peneliti ingin meniliti salah satu tradisi lisan kabata masyarakat Tidore yang banyak memiliki makna tentang nasihat kehidupan itu sendiri.

 

Kabata merupakan salah satu tradisi lisan yang bukan hanya sebatas nyanyian yang saling berbalas atara satu kubu dengan kubu yang lain, tapi tradisi lisan merupakan cara leluhur merawat ingatan generasi tentang apa yang telah mereka tanamkan sejak dahulu. Kabata terbagi dalam beberpa jenis, kabata syukuran, kabata duka, dan kabata ritual. Baragamya kabata ini peneliti ingin membatasi penelitian hanya pada kabata ritual

Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin melakukan penelitian “Analisis Makna Verbal dan NonVerbal Tradisi Lisan Kabata Masyarakat Tidore Kecamatan Tidore Utara Kelurahan Afa-Afa”

B.         Rumusan Masalah

Masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1.        Bagaimana makna verbal dari tradisi kabata Masyarakat tidore?

2.        Bagaimana makna non verbal dari tradisi lisan masyarakat tidore ?

C.      Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1.        Menganalisis makna verbal dalam tradisi kabata ritual kepulauan Tidore

2.      Menganilis makna non verbal dalam tradisi lisan masayarakat Tidore


 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH PERCAKAPAN BAHASA TIDORE HARI-HARI

cerpen" percekapan tetangga antara covid dan kebohongan"