cerpen jalan pulang


JALAN PULANG
Alunan lagu “aneu negara lucu” betemen kopi dan kretek menjadi catatan amri di penghujung sore,  “wahai presiden kami yang baru” nada dring hp amri berbunyi, ketika di telpon oleh temannya di kampus, “halo amri, kamu dimana?” Tanya rifky, “aku di pantai ni, ada masalah apa?” jawab amri, “kamu mendapat  surat drop out dari kampus” jawab rifky dengan nada suara yang gemetar. Dunia terasa kosong, marah bercampur sedih berkecamuk dalam dada,impian untuk membuat orang tua bangga dengan wisuda kini telah usai, dalam kesendirian amri berbagi cerita pada kretek dan kopi, karena keduanya bagi amri adalah sepasang cinta yang telah menumbuhkan peradaban-peradaban besar.
Senja dipenghujung sore terasa begitu indah, dan amri masih terlarut dalam bayang-bayang keduah orangtuanya, ia terus berfikir bagaiamana ia menjelaskannya, bagaimana respon kedua orangtuannya, senja sore itu yang dinakmati pasangan sebagai keindahan tuhan, bagi amri hanyalah kutukan bagi dirinya, ia semakin benci dengan dirinya, bencinya bukan karna ia tidak bisa wisudah, tapi harapan orang tuanya yang telah mengongkos ia kuliah.
Sebelum sore itu, amri dan teman-temannya di kampus melakukan demonstrasi terhadap pihak kampus karena melakukan penyelewengan terhadap anggaran yang dipriotaskan untuk membangun leb bahasa namun pembangunan yang dilakukan tidak sesuai dengan apa yang dirancanakan, hingga menjadi pengkajian amri dan kawan-kawan mahasiswa ada penyelewengan anggaran yang dilakukan pihak birokrasi kampus, sehingga  demonstrasi yang dilakukan pagi itu menutup seluruh aktifitas kampus dan menuntut keterbukaan anggaran pembangunan leb bahasa, demonstrasi yang digelar dari pagi hingga sore itu tidak mendapat respon dari pihak kampus, hingga massa aksi yang terlibat demonstrasi itu menyepakati untuk melanjutkan dikeesokan hari.
Rencana yang disepakati akhirnya gagal dilaksanakan ketika amri mendapat surat drop out sore itu, amri mendapatkan surat drop out mungkin tidak menjadi sesuatu yang baru, karena amri memang ancaman terhadap pihak kampus yang melakukan tindakan penyelewangan. Surat drop out yang dikeluarkan itu menjadi momok menakutkan bagi kawan-kawan mahasiswa hingga tidak berani melakukan kritik terhadap pihak kampus yang melakukan penyelewengan.
Catatan tentang senja perlahan hilang, yang ada hanya malam yang  pekat dan amri masih setia dengan kretek dan bersajak dalam catatan perjalanannya.
Aku bukan pecundang, yang memelih berhenti berjuang di tenga jalan
Mereka adalah munafik yang harus ditumbakan demi kesimbangan alam
Rima ini bukan sebata kata-kata basi
Ini seruan kebanaran bagi mereka yang memeliki jiwa pejuang
                                                                                    Amri
Haripun berganti, amri memilih dalam perenungan, mencari jawaban pada alam tentang jalan hidup yang kian tak pasti. Sedang dikampus kawan-kawannya berusaha mencarinya, amri yang ingin belum digangguh ia mematikan hp, hingga kawan-kawannya dikampus menelpon pun tak bisa, kawan dekat amri rifky berusaha mencari kabar amri ke rumahnya di kampung pun tidak mendapatkan hasil apapun. Wacana drop out tentang amri pun dibangun aleh rifky dengan kawan-kawan dekat mereka.
Rifky : ijal, kampus saat ini tidak berpihak lagi kepada mahasiswa, buktinya amri sala satu kawan kita yang cerdes tapi harus di drop out hanya karena menggagu kenyamanan mereka melakukan korupsi, jika hal ini terus kita biarkan maka kita telah merusak citra mahasiswa yang katanya sebagai agen of control sosial, agen of perubahan, perubahan apa yang bisa kita lakukan jika birokrasi kampus saja korupsi tapi kita tetap memelih diam hingga kawan kita jadi korban.
Ijal : aku juga sepehaman dengan kau rifky, tapi apa yang harus kita lakukan, aku juga tidak mau di keluarkan dari kampus. Bahkan amri pun sampai saat ini tidak tau dia menghilang kemana. Atau bagaimana pandangan kalian teman-teman.
            Doni pun angkat suara, sebenarnya kami juga ingin seperti itu, tapi aku mungkin sepemikiran dengan ijal, kita tau latar belakang orang tua kita masing”, orang tua kita hanya petani dan nelayan, tujuan mereka sekolahkan kita hanya untuk melihat kita memakai toga.
            “Kami rasa, kami juga sepemikiran dengan itu” seru teman-teman yang lain.
            Dengan nada marah “ dasar pecundang, percuma kalian baca buku-buku sejarah, percuma kalian baca buku-buku tentang kebebasan, kalau pikiran kalian tidak merdeka, jangan perna libatkan orang tua kalian sebagai keselahan untuk menutupi kepecundangan kalian. Percuma berlebel mahasiswa, kalao otaknya siswa. Orang tua kalian menyekolahkan kalian dengan angka Rp yang tak mampu dihitung bukan untuk jadi orang yang pelupa rasa anatara sesama, karena hakikatnya pendidikan adalah bicara rasa agar tidak jadi pejabat kita yang utamakan materi hingga rampas hak orang lain sesuka hati. Dasar Pecundang” dengan komentar panjang, rifky pun meninggkalkan kawan-kawannya dalam diam.
            Setelah peristiwa itu, rifky nekat akan melakukan demonstrasi sendiri, menuntut pencabutan sk drop out temannya amri. Rifky yang masih marah dengan teman-temannya yang lama ini berjuang bersama dengan dia dan amri kini menghianati perjuangan hanya selembar ijasah, kajadian sore itu membuat amri tidak bisa tidur semalaman untuk mempersiapkan konsep gerakan yang matang untuk menghadapi birokrasi kampus besok. Malam-malam panjang itu rifky lewati dengan membuka lembaran-lembaran buku-buku gerakan mahasiswa, hingga ia terhenti di satu lembaran buku revolusi secangkir kopi. Dengan segera ia menutup buku dan mempersiapkan hal-hal teknis yang dipersiapkan besok.
            Malam pun berlalu, mentari kembali menyosong, rifky sedari malam tidak tidur ternyata ia telah di kampus untuk membuat tenda melakukan aksi mogok makan untuk pencabutan SK drop out amry. Dengan tema yang terpampang di spanduk “segerah cabut Sk drop out amri”,  rifky pun menjadi trending topik di kampus, selama seharian melakukan aksi dengan mogok makan itu tidak mendapat respon dari mahasiwa maupun pihak birokrasi kampus. Jiwa solidaritas yang telah tertanam dalam dirinya bersama amri tak membuat ia sedikitpun untuk mundur.
Rinduku berjuang bersamamu kawan, menari di atas gelanggang jalan dan berteriak soal ketidakadilan
Ini bukan akhir dari catatan juang kita di persimpangan jalan untuk mereka yang dianak tirikan oleh negara
Frase ini ku rajut dalam pengaharapan, tentang luka yang menyayat hati para pejuang     
Ku titipkan koboran api amarah ini padamu kawan
Yakinlah kebenaran takan pernah mati, walau sejauh apapun kebohongan akan berlari
            Tiga hari berlalu, aksi mogok makanpun tidak mendapat perhatian dari mahasiswa, walau sesekali ada kawannya yang datang dan menyerankannya untuk berhenti, rifky mengusir mereka dan berkata “dalam catatan perjuangan hanya ada dua kata mati atau diasingkan”, rifky yang tidak makan selama tiga hari kini tak punya tenaga lagi, ia hanya berbaring dengan mulut yang gemetar kaerna kelaparan. Penghilatannyapun terasa kabur, hingga ketika ia tersadar ia telah dirumah sakit dengan infus ditangannya, dan ditemani oleh teman yang sangat diharapkannya. “amri” suara yang keluar dari mulut rifky yang masih kaku, amri pun tersadar, “kamu udah bangun, ayo makan dulu, purut mu masih kosong, jangan dulu banyak ngomong” kata armi yang melarang rifky untuk jangan dulu bercerita, nanti sudah sembuh total baru kita berbagi cerita.
            Kampus kembali bergejolak, paska dari pinsannya rifky amri datang dengan wartawan swasta untuk meliput gerakan yang dibuat temannya itu, aksi mogok makan selama tiga hari menjadi topik utama dalam media-media lokal hingga nasional.
Aliran dendang-dendang perlawanan kini bergemah
Narasai-narasi cinta kian  tersebar
Api  juang kini telah terkobar
Rasa ini tak tahan untuk merobohkan setan-setang yang berdiri kokoh di atas kampus
Ku kumandangkan amarah ini, atas nama sejarah
Indonesia tak akan merdeka tanpa kaum muda
Sejarah itu bukan dongen belaka tapi fakta yang telah tumbuh dalam catatan perlwanan rakyat Indonesia
Mari kepalkan tangan kiri sebagai bentuk perlawanan kita
Enyakan dulu ketakukatn itu, sebab kebanaran hanya bisa dibayar dengan darah.
Orasi berapi-api dari amri pagi itu dengan penampilan urakan dan rambut yang di ikat, berdiri dengan nada suara yang tak gentar sama sekali terhadap ancaman birokrasi kampus. Amri dengan almamater yang ia tahan ditanganya ia sirami bensin dan bakar beserta kartu mahasiswanya sambil berorasi berapi-api.
Orang-orang telah banyak amesia
Rakus akan jabatan dan harta
Arogan menjadi watak mereka
Siapapun yang melwan mereka akan dibunuh
Izinkan aku memilih mati dari pada harus memilih pencadi pecundang
Orasi penutup amri sekaligus, ia diusir dari kampus karena telah dianggap membakar almamater, sebagai anak gerakan yang telah lama hidup dijalanan, amri terkenal sebagai orang yang hebat dalam mengatur strategi, aksi nekatnya siang itu tidak berakhir sia-sia, ternyata ia telah menelpon wartawan lokal untuk meliput aksinya siang itu.
Dalam langkanya ia putuskan untuk kembali ke kampung untuk jujur ke kedua orang tuanya, tentang jalannya menuju wisudah telah berahir karena jalan yang ia tempu adalah bagian dari apa yang disampaikan dan di ajarkan orang tuanya, “nak jujur itu sangat sulit, maka jaga lisanmu ditanah rantua, apapun yang terjadi, percaya pada Allah, sebab Allah bersama orang-orang yang benar” pesan Ayahnya sebelum dia pergi merantau untuk kulia.
Sebelum kembali ke kampung amri datang menjenguk rifky yang ditemani pacarnya, “ela boleh saya minta waktu sebentar dengan rifky” kata amri pada ela pacarnya rifky, ela pun beranjak keluar.
Amri : rifky hidup itu keras, sebesar apapun masalah jangan perna lupakan bahwa kebenaran itu mahal harganya, mungkin kita akan beda jalan setalah dari pertemuan ini, tapi ingat jalan-jalan perjuangan kita belum usai, tetap kobarkan semnagat juangmu, jangan biarkan para bedebah Negara ini membuatmu kehilangan arah dalam berjuang.
Rifky : kamu bicara amri.?
Amri :aku telah memutuskan sesuatu yang besar dalam hidupku, aku telah tuntaskan jaungku dalam kampus. Aku akan balik kampung halamanku rifky.
Rifky : apa maksudmu, jangan bilang kamu tidak mau berjuang untuk pencabutan SK drop out.
Amri : jangan sesali apa yang telah terjadi,sebab api yang telah nyalah pasti tidak akan sia-sia, dan apa yang telah kita lakukan tidak akan berhenti kawan.
Amri pun melangkakan kakinya meninggalkan rifky dalam tangis. “semesta telah mengatur jalan untuk kita, jalan pulang ini bukan akhir catatan juangku, selama seluruh tubuhku masih bisa ku gerahkan untuk membela kebenaran maka tidak ada kata mundur, sebab dalam catatan perlawanan hanya ada dua kata diasingkan atau mati”


                                                                                                            Ternate: 17 Maret 2020




Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH PERCAKAPAN BAHASA TIDORE HARI-HARI

BAB I Analisis Makna Verbal dan NonVerbal Tradisi Lisan Kabata Masyarakat Tidore Kecamatan Tidore Utara Kelurahan Afa-Afa

opini singkat, "ketika cinta telah memeliki standar, maka kamu hanya ingin dimiliki berdasarkan standarnya"