opini singkat, "ketika cinta telah memeliki standar, maka kamu hanya ingin dimiliki berdasarkan standarnya"
KETIKA MENCINTAI MEMBUTUHKAN STANDAR
Cinta akhir-akhir ini menjadi polemik di kalangan masyarakat, rasa ingin memeliki yang kuat dalam diri membuat seseorang ingin memeliki hubungan percintaan antara lawan jenis di luar nikah atau yang biasa disebut pacaran. Bagi remaja kelahiran 2000-an pacaran merupakan suatu keharusan yang tidak bisa ditolak, karena akan dicemoh oleh lingkungan masyarakat atau teman-temannya.
Pengaruh lingkungan dalam menetapkan standar tentang seseorang tarsebut memeliki kualitas diri atau rupa yang bagus, dilihat dari seseorang tersebut memeliki pacar atau pasangan. Maka tak bisa di pungkiri bahwa cinta seperti barang dagangan jika memliki kualitas yang bagus akan di beli. Seperti yang di ungkapkan Eric From bahwa perasaan jatuh cinta akan timbul dan berkembang ketika tersedianya komuditas-komuditas yang ditawarkan. Sedangkan bentuk cinta, hanya akan terjadi ketika kedua belah pihak telah menemukan objek terbaik mereka pada pasangannya.
Penatapan standar dalam mencintai pasangan sangat beragam, berikut ini ada beberapa standar umum yang biasa dilihat individu sebelum mencintai.
1. 1. Fisik
Fisik menjadi standar yang paling sering digunakan oleh lelaki maupun perempuan untuk memilih pasangan, penetapan standar berdasarkan fisik bersifat ralatif karena hanya berdasarkan penglihatan mata, sehingga kebanyakan pasangan yang membangun hubungan berdarkan fisik tidak bertahan lama, sebab dalam membangun sebuah bangunan cinta tidak cukup dengan fisik tapi ada elemen-eleman lain yang saling mendukung.
2. 2. Etika
Etika menjadi sala satu poin penting bagi seseorang dalam mencari pasangan, penetapan standar etika dalam mencintai biasanya dilihat dari prilaku sosial pasangan yang di inginkannya, etika menjadi syarat dalam mencintai sangat memungkinkan hubungan bisa bertahan walau banyak badai yang datang, karena walaupun fisik yang rupawan tapi etika yang tidak mendukung maka kenyamana dalam hubungan tidak akan dirasakan, namun penetapan standar tentang etika juga harus berhati-hati karena kebanyakan manusia bersifat ambigu, sebab bisa saja sebelum bersamamu seseorang bisa beretika baik tapi setelah bersama bisa saja etikanya berubah.
3. 3. Materi
Penetapan standar materi dalam mencintai biasanya banyak berlaku di kalangan perempuan yang ingin membangun rumah tangga, bukan hanya sekadar pacaran. Dalil tentang penetapan standar materi dalam mencintai ini ada beberapa alasan, seperti yang sering kita dengar “modal cinta tidak cukup untuk hidup bersama, karena hidup juga butuh makan dan perawatan, mungkin ini alasan yang sering didengar, tapi bagi mereka yang hanya berpacaran, penetapan standar materi ini kebanayakan hanya saling memanfaatkan untuk kesenangan pribadi.
Penatapan standar cinta di atas bukan hanya berlaku dilkalangan individu yang ingin mencari teman hidup hingga maut menjemput, namun juga sering digunakan anak remaja dalam berpacaran. Jadi ketika cinta telah membari standar untuk menetapkan siapa yang layak dicintai atau mencintai, maka bersiap-siaplah untuk hujan air mata di pipimu, karena cinta sudah seperti barang dagangan dan pembeli hanya akan membeli barang dagangan dengan kualitas yang bagus, begitupun sebaliknya ketika standar yang kita tetapkan untuk pasangan tidak sesuai ekspektasi maka disitu muncullah perselingkuhan.
Eric From pernah mengungkapkan “cinta bukan persoalan yang mudah”. Maka untuk mencintai tidak membutuhkan standar tapi untuk mencintai kita harus menerima, memahami dan berbagi dengan pasangan. Karena puncak dari cinta adalah ikhlas, maka kita harus ikhlas menerima, memahami dan berbagi segalah duka dan tawa bersama pasangan kita.
Komentar
Posting Komentar