PUISI DJAMAN


SETETES EMBUN CINTA
KARYA : A.A
Aku ragu ada dan tiadaku.
Namun cinta mengumumkan aku ada.
Ia masih terduduk diatas sajadahnya.
Kedua matanya terpejam.
Dari dua sudut matanya keluar tetesan bening seperti embun.
Oh,,,haruskah ku gadaikan hidup ini.
 Pasrah tercampak tanpa mimpi.
Seperti pengalah yang kalah oleh nafsu.
 Hampa,pahit dan getir tanpa cinta.
Yang tak menerima mahkota kehormatan tanpa cinta.
 Menerima pasangan hidup dengan hati perih tersiksa.
Merantas hidup baru hanya untuk meregut nestapa.
Hidup selamanya diatas derita batin tiada tara.
Bukankah aku lebih kala.
Menikmati nistapa lara.
 Tanpa berkelana. Namun diatas cinta embun.
Membuat aku keluar dalam belengu keterpaksaan.
Aku akan hidup dalam bara.
Tanpa melihat yang setara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH PERCAKAPAN BAHASA TIDORE HARI-HARI

BAB I Analisis Makna Verbal dan NonVerbal Tradisi Lisan Kabata Masyarakat Tidore Kecamatan Tidore Utara Kelurahan Afa-Afa

opini singkat, "ketika cinta telah memeliki standar, maka kamu hanya ingin dimiliki berdasarkan standarnya"