propaganda djaman komisariat unkhair 1 "hari pahlawan nasional"
REFLEKSI 10 NOVEMBER ( HARI PAHLAWAN NASIONAL )
dJAMAN Komisariat Unkhair Kampus 1
Dalam perjalanan panjang perjuangan para pehlawan kita, menjadi satu spirit perjuangan yang terus mengalir dalam darah penerus bangsa ini. Setelah perjuangan dari tahun 1928 sampai pasca kemerdekan 1945 dan sampai hari ini memperingati 75 tahun kemerdekaan merupakan puncak perjuangan para leluhur kita,darah dan jiwa ragapun diberikan demi kemakmuran bangsa ini, dari tokoh yang takluput dari semangat adapun tokoh lokal yang turut memperjuangkan sebut saja Sultan Nuku dan Sultan Babullah yang secara kasat mata menjadi tokoh pengerak dalam kemerdekaan Indonesia spirit perjuangan ini mendarah daging dalam diri kaum muda sekarang, satu hal yang menjadi keprihatinan saat ini adalah banyak tokoh pejuang kemerdekaan yang dilupakan oleh mereka yang menulis soal sejarah mirisnya lagi banyak tokoh lokal yang tak mendapatkan apresiasi pemerintah untuk dimasukkan dalam kurikulum
perlu dicatat bahwa hari pahlawan bukan sekedar mengingat jasa para pahlawan tetapi bentuk semangat harus menjadi satu lokomotif dalam mengenang serta menjadi implementasi kaum muda. Kata-kata bung karno mengatakan bahwa “bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu mengenang jasa para pahlawan” perjuangan para pahlawan bukan hanya dari sektor pendidikan, kesejahteraan dan kesetaraan perempuan saja tetapi banyak sektor yang menjadi tolak ukur dalam menciptakan peradaban baru di Indonesia. Tak habis problem yang selalu menjadi parameter untuk menciptakan polemik padahal perjuangan para pahlawan dalam merumuskan UUD 1945 kini sudah tercemar dengan UU OMNIBUSLAW yang mencerminkan kelunturan ataupun keaslian dari perjuangan para pendahulu kita, tongkat ekstafet yang fundamental untuk terciptanya kemakmuran baik dari sektor pendidikan, ekonomi,politik dan budaya. Adapun perampasan kesetaraan dalam lingkup politik, pemberian hak politik bagi kaum perempuan hanya 30% tetapi jika kita melihat populasi di Indonesia yang paling banyak adalah kaum perempuan itu sendiri yang sudah diperjuangkan oleh para pejuang fatdhen father kita.
Mengutip perkataan Bung Karno “bahwa jangan sekali-kali lupakan sejarah” bahwa tanggal 10 november menjadi satu representasi kaum muda untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur memperjuangkan hak rakyat demi terciptanya tatanan sosial yang baru. Adapun bahasa yang disampaikan oleh Fulcao bahwa “ manusia cenderung mati karena berpikir tentang kekuasaan” hal ini terbukti sekarang para pahlawan kini hanya memprioritaskan kepentingan pribadi tak sama dengan pahlawan terdahulu yang memperjuangkan tanpa melihat status sosial, agama dll.
Maka dari itu djaman mengugat :
1. Masukan tokoh-tokoh pahlawan lokal dalam kurikulum
2. Pemerataan Pendidikan
3. Tolak Omnibuslaw
4. Sahkan Ruu PKS
Komentar
Posting Komentar