jatuh cinta adalah luka yang sengaja dibuat

Jatuh cinta bukan lagi menjadi wacana baru di era 2000 an. Bahkan persoalan jatuh cinta telah menciptakan budaya baru dalam kehidupan sosial, seperti galau, stres, depresi, hingga pada tahap yang lebih serius adalah bunuh diri.

Tingkat kasus dalam dunia percintaan untuk anak muda yang berstatus pacaran selalu menjadi wacana yang terus bermunculan di media sosial.

Sebuah fakta yang tidak bisa dipungkiri bahwa dalam perjalanan cerita jatuh cinta dari era 2000 an hingga saat ini, banyak melukiskan luka ketimbang tawa, dan lajunya deras  air mata ketimbang cerahnya mentari.

Mungkin tidak semuah cerita jatuh cinta berakhir luka, tapi berdasarkan fakta sosial telah menjadi parameter untuk dijadikan sebagai sebuah kesimpulan sementara bahwa jatuh cinta adalah luka yang sengaja di buat. 

Jika kita tinjau dari fakta sosial kita akan menemukan seperti, banyaknya puisi yang bertema tentang sedih, status media sosial yang menjadi tempat curhatan hati yang penuh dengan emot tangis, bahkan bisa mempengaruhi tingkah laku seperti lebih suka menyendiri hingga bisa melakukan hal yang dilarang seperti mengkonsumsi alkohol maupun mencoba bunuh diri.

Jatuh cinta telah menjadi sebuah tren di kalangan anak muda, bagi mereka tidak memiliki pasangan akan menjadi bahan cemohan dari teman-temannya, hingga mereka lupa bahwa sejarah telah memberitahukan kepada kita tentang peluang untuk bahagia dalam jatuh cinta hanyalah 1% dan resiko untuk tersakiti 99%.

Lantas, sebuah pertanyaan yang mendasar adalah kenapa kita tidak bisa mengambil pelajaran dari pengalaman-pengalaman tersebut, bukankah guru terbaik adalah belajar dari pengalaman orang lain, selain diri sendiri, bahkan anehnya yang perna gagal dalam Hubungan jatuh cinta mereka masih mengulangi kesalahan yang sama.

Setiap pelaku jatuh cinta mungkin telah menyadari bahwa jalan yang Meraka ambil akan beresiko dengan peluang bahagia yang hampir tidak ada, tapi mereka memilih sengaja untuk jatuh cinta walau harus merasakan sakit di akhir cerita.